Saturday 5 May 2012

Waktu yang Terhilang

Hari ini aku memberi waktu pada diriku untuk merenung. Aku telah melihat banyak dari renda kehidupan, aku mengalami banyak hal hari ini.
Banyak orang - orang yang aku tak mengerti apa yang mereka pikirkan sebenarnya, indahnya hidup mereka sia-siakan hanya untuk sebuah kesenangan semu. Tidakkah seharusnya mereka dapat mensyukuri hal-hal kecil yang ada dalam hidup mereka?
Sepulang aku dari rumah duka Carolus, aku menumpangi bajaj bersama ciciku. Dari dalam kursi penumpang, aku menyaksikan betapa orang yang mungkin kekuranganpun dapat bersimpati bahkan berempati pada orang lain. 
Saat perjalanan pulang, bajaj yang kami tumpangi berhenti di lampu merah perempatan senen. Lampu merah ini memang terkenal rawan, dan hal itu membuat aku berjaga-jaga sepanjang lampu merah menyala, aku memperhatikan sekeliling sementara ciciku duduk dengan tenangnya di kursi penumpang bagian dalam. Mataku berhenti tepat pada seorang pemuda yang sedang berjalan dan ternyata tengah memperhatikan bajaj kami. Pemuda itu menghampiri bajaj yang kami tumpangi, sekejap aku tersentak kaget dan takut namun aku berusaha tetap tenang. Pemuda tersebut menyapa supir bajaj yang kami tumpangi dan berbicara dalam bahasa jawa medok, sekilas aku mengerti bahwa pemuda tersebut meminta uang untuk ongkos dan mengaku tersasar. Supir bajaj yang kami tumpangi menanyakan asalnya dan mengeluarkan uang tiga ribu rupiah sambil menunjukkan jalan dimana pemuda tersebut dapat menaiki bus. 
Sampai sekarang aku tidak mengerti  apa alasan sang supir memberikan uang, apakah untuk menyelamatkan pemuda tersebut atau semata-mata untuk menyelamatkan kami dari kejahatan (jika pemuda tersebut ternyata berbohong). Namun satu hal yang aku pelajari, supir bajaj tersebut peduli pada salah satu dr pilihan tsb. Meskipun baginya mencari uang tiga ribu rupiah sulit, tapi ia memberikannya. Aku malu, karna memang sebelumnya untuk mengurangi uang seribu kami tetap menawarnya,padahal kami memilikinya. 
Sedangkan supir bajaj tersebut tidak berpikir lama untuk membantu orang. Saatnya kita bersyukur dan mulai membuka keran-keran kita, jadilah saluran berkat Tuhan. Jangan hanya menjadi penampungan berkat :) Tetap waspada! GBU all